Nasrudin meminjam periuk
kepada tetangganya.
Seminggu kemudian, ia
mengembalikannya dengan
menyertakan juga periuk
kecil di sampingnya.
Tetangganya heran dan
bertanya mengenai periuk
kecil itu.
"Periukmu sedang hamil waktu kupinjam. Dua hari
kemudian ia melahirkan
bayinya dengan selamat."
Tetangganya itu
menerimanya dengan
senang. Nasrudin pun
pulang.
Beberapa hari kemudian, Nasrudin meminjam kembali periuk itu. Namun kali ini ia pura-pura lupa
mengembalikannya. Sang
tetangga mulai gusar, dan
ia pun datang ke rumah
Nasrudin, Sambil terisak-isak, Nasrudin menyambut tamunya,
"Oh, sungguh sebuah malapetaka.
Takdir telah menentukan
bahwa periukmu meninggal
di rumahku. Dan sekarang
telah kumakamkan."
Sang tetangga menjadi marah, "Ayo kembalikan
periukku. Jangan belagak
bodoh. Mana ada periuk
bisa meninggal dunia!"
"Tapi periuk yang bisa beranak, tentu bisa pula
meninggal dunia," kata
Nasrudin, sambil
menghentikan isaknya.